Selasa, 30 November 2021

Pesisir Pantai Randusanga Indah Brebes Kembali Digenangi Rob


Brebes – Rob kembali terjadi di wilayah Desa Randusanga Kulon dan Randusanga Wetan, Kecamatan/Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Selasa (30/11/2021).

Berbagai aktivitas warga di pesisir Pantai Randusanga Indah (Parin) pun terganggu akibat genangan air setinggi 30-50 centimeter. Dampak rob yakni di RW. 01 (RT. 01-06) dan RW. 02 (RT. 01-07) Desa Randusanga Kulon, serta RW. 03 (RT. 01) Desa Randusanga Wetan.

Disampaikan Danramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Kunpriyanto melalui Babinsa setempat Sertu Sulis Kurniawan, rob yang terjadi di wilayah desa binaannya itu sudah merupakan langganan selama musim penghujan.

“Saat debit air Sungai Sigeleng akibat kiriman dari hulu melimpah karena ada hujan dengan intensitas sedang sampai tinggi, kemudian di pesisir sedang pasang air laut, maka sering terjadi rob,” ujarnya.

Sulis menambahkan, akses jalan mulai dari samping Balai Desa Randusanga Kulon menuju Parin, tergenang air sampai kedalaman 50 centimeter.

Rob yang terjadi mulai pukul 04.30 WIB sampai dengan berita ini diterbitkan sudah berangsur-angsur surut.

Ia pun meminta doa kepada seluruh warga Brebes khususnya agar rob segera surut sehingga warga dapat menjemur perabotan rumah tangga yang sebelumnya terendam air dan segala aktivitas mereka dapat normal kembali. (Aan/Red)

Dandim Brebes Cek Kesiapan Penebalan Pengamanan Sejumlah Obvitnas


Brebes – Komandan Kodim 0713 brebes Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan, mengambil apel kesiapsiagaan personil penebalan pengamanan sejumlah Obvitnas (Obyek Vital Nasional) di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Tampak orang nomor satu di jajaran Kodim Brebes itu memberikan arahan di halaman Makodim Brebes, sebelum pelaksanaan tugas di lapangan.

Dandim menjelaskan, pengamanan itu dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan dan antisipasi dini dari risiko yang tidak diinginkan yaitu adanya oknum yang memanfaatkan keadaan untuk merusak sejumlah obvitnas.

“Hari ini anggota Kodim sudah mulai kita tempatkan di sejumlah pabrik/PT yang merupakan obyek vital nasional yang berada di 5 wilayah kecamatan yaitu Kersana, Losari, Tanjung, Bulakamba, dan Wanasari,” ujarnya.

Dijelaskannya lanjut, para anggotanya yang mulai masuk kedudukan di 5 titik itu untuk mempertebal unsur Polri dan Satpol PP Brebes, sekaligus monitoring Kamtibmas wilayah.

Haikal juga berpesan kepada personilnya yang melakukan pengamanan agar melaksanakan tugas sesuai dengan SOP perbantuan anggota TNI, seperti dalam pengamanan aksi-aksi demo sebelumnya. (Aan/Red)

Jumat, 26 November 2021

Ini Tujuan TNI-Polri, Satpol PP, Damkar Bumiayu Gelar Olahraga Bersama


Brebes – Kapolsek Tonjong Polres Brebes, AKP Yusuf SE, memimpin apel olahraga gabungan yang diikuti anggota Koramil 09 Tonjong Kodim 0713 Brebes, Polsek, Satpol PP, serta Damkar Kecamatan Bumiayu, di Lapangan Futsal Tonjong, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jateng. Jumat (26/11/2021).

Disampaikan  Kapolsek, kegiatan tersebut untuk mempererat silaturahmi dan kebersamaan antara institusi TNI-Polri dengan instansi pemerintahan.

“Selain itu kegiatan ini juga untuk menjaga kebugaran tubuh untuk menunjang tugas pokok baik Kamtibmas maupun penanggulangan bencana,” ujarnya.

Menurutnya, olahraga jenis futsal sangat tepat untuk mengeluarkan keringat, terlebih para anggota sudah berusia diatas 35 tahun.

Sementara itu Bati Tuud Koramil 09 Tonjong, Peltu Edy Burhanudin menambahkan, kegiatan Jumat sehat itu juga sangat efektif untuk menjalin komunikasi langsung antar anggota sehingga terjalin hubungan emosional yang positif. (Aan/Red)

Puluhan Ketua RT/RW Adisana Brebes Ditingkatkan Kapasitasnya


Brebes – Sebanyak 46 Ketua RT dan RW se Desa Adisana, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengikuti peningkatan kapasitas RT/RW yang diselenggarakan pemerintah desa setempat di Bukit Sege Indah Adisana. Kamis (25/11/2021).

Kasi Pemerintahan Kecamatan Bumiayu, N Priyanto S dalam arahannya menyampaikan, RT dan RW mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis karena keberhasilan pembangunan Pemda salah satunya tergantung dari kontribusi para ketua RT dan RW.

“Ketua RT dan RW merupakan garda terdepan atau ujung tombak penyelenggaraan pembangunan Pemda, karena mereka bersentuhan langsung dengan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskannya, ketua RT dan RW juga sebagai penyalur kebijakan Pemda, dan di sisi lainnya berperan sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Oleh karena itu keduanya harus nyambung, maka mereka harus mengetahui, memahami dan dapat mensosialisasikan berbagai program yang dilaksanakan pemerintah, khususnya Pemkab Brebes.

Jadi mereka adalah mitra pemerintah desa dalam membantu pelaksanaan fungsi penyelenggaraan pemerintahan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Priyanto berharap dengan pembekalan itu maka kedepannya para Ketua RT/RW di Desa Adisana dapat lebih profesional dalam mendorong percepatan pembangunan di Brebes.

Sementara itu disampaikan Babinsa setempat dari Koramil 08 Bumiayu Kodim 0713 Brebes, Serda Eko Prasetyo, bahwa para ketua RT/RW juga merupakan mitra Linmas dalam memelihara Kamtibmas di desa agar aman dan kondusif sehingga roda pembangunan Pemdes dapat berjalan dengan baik.

Selaku aparat keamanan di desa bersama Bhabinkamtibmas, Serda Eko meminta agar para ketua RT/RW itu juga membantu tugas mereka, yaitu lapor cepat jika mendengar atau melihat adanya kegiatan yang mengarah kepada separatisme maupun terorisme.

Hadir dalam kegiatan itu Camat Bumiayu Eko Purwanto SP, M.Si, Kp, Kades Adisana Komarudin S.Pd, M.Si, Bhabinkamtibmas Adisana Bripda Sholihin, Ketua BPD Adisana Faqih Maftuh, dan Ketua LPM Adisana Aris Lukito. (Aan)

Rabu, 24 November 2021

Mitigasi Banjir, Warga Bareng TNI-Polri Bersihkan Saluran Air


Brebes – Warga masyarakat Desa Dukuhwringin, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bersama anggota Koramil 03 Wanasari Kodim 0713 Brebes dan juga Polsek Wanasari, bergotong-royong membersihkan saluran air di area pemukiman warga. Rabu (24/11/2021).

Mereka juga membersihkan rerumputan di bahu jalan di RR. 10 RW. 03 sepanjang 600 meter, dengan tujuan agar lingkungan tampak rapi.

Terpisah, di Sungai Sigeleng yang merupakan perbatasan antara Kelurahan Limbangan Wetan dan Kulon, juga telah dilakukan kerja bakti pengangkatan eceng gondok sebagai upaya mitigasi bencana banjir di musim penghujan 2021.

Disampaikan Danramil 01 Brebes, Kapten Infanteri Kunpriyanto SE, kegiatan peduli lingkungan itu sangat penting untuk melancarkan aliran air ke muara Pantai Randusanga Indah (Parin) apabila terjadi debit air tinggi akibat hujan deras.

“Jika saluran drainase lancar maka air diharapkan tidak meluap ke pemukiman warga dan merusak infrastruktur jalan,” ujarnya.

Menurutnya, dengan tingginya intensitas hujan yang diprediksi sampai akhir Desember 2021 ini, maka upaya-upaya serupa sangat penting dilakukan terutama di desa-desa/kelurahan di sepanjang aliran sungai.

Danramil menambahkan, selain kedua tujuan tersebut, pembersihan saluran air juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lebih menumbuhkan kepedulian mereka akan lingkungannya (tanggap bencana).

“Jika air menggenangi pemukiman penduduk maka dapat menimbulkan berbagai macam penyakit kulit dan penyakit yang ditularkan melalui perantaraan nyamuk,” imbuhnya. (Aan)

Anak-anak SMK Yanuris Tonjong Telah Divaksin Covid-19


Brebes – Serbuan vaksinasi covid-19 dosis kedua dari TNI Kodim 0713 Brebes masih terus berlanjut di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Kali ini vaksinasi dilakukan di SMK Yanuris Tonjong, Kecamatan Tonjong. Rabu (24/11/2021).

Disampaikan Danramil 09 Tonjong melalui Peltu Edy Burhanudin, Bati Tuud Koramil, dari 150 dosis vaksin yang disiapkan, tercapai vaksinasi sebanyak 142 anak.

Target vaksinasi kali ini masih di sasaran potensial cluster covid-19. Harapannya adalah tercapainya herd immunity di SMK Yanuris Tonjong,” terangnya.

Sementara itu disampaikan Widi Astono ST selaku Kepala Sekolah SMK Yanuris Tonjong, pihaknya mengucapkan banyak terima kasih kepada TNI dan Puskesmas Tonjong, karena telah memfasilitasi vaksinasi kedua di tempat sehingga para anak didiknya tak perlu bersusah payah mendapatkan vaksinasi dan juga tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Perlu diketahui, ada 4 syarat agar suatu daerah bisa turun level PPKM nya, yaitu angka kematian kasus covid-19 menurun, kedua tingkat keterisian ranjang rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) berkurang, kemudian rendahnya angka kasus aktif covid-19, dan terakhir adalah pencapaian vaksinasi covid-19 (cakupan dosis pertama 70 % dan 60 % vaksinasi lansia).

Bagi Brebes sendiri, saat ini menyandang status PPKM level dua dikarenakan sudah memenuhi kriteria cakupan vaksinasi dosis pertama 50 % dan lansia 40 %. Penetapan status Brebes ini juga tertuang dalam Instruksi Mendagri No. 60 tahun 2021, tanggal 15 November 2021, tentang PPKM level 3, 2, dan 1 coronavirus disease 2019 untuk wilayah Jawa dan Bali.

Jadi serbuan vaksinasi massal ini juga masih merupakan percepatan vaksinasi di Kabupaten Brebes sehingga kedepannya Brebes bisa segera berstatus PPKM level 1. (Aan)

Anggota TNI Kodim Brebes Lanjutkan Berlatih Goju Ryu


Brebes – Anggota TNI dari Kodim 0713 Brebes kembali berlatih beladiri aliran goju ryu di Lapangan Tenis outdoor Makodim. Rabu (24/11/2021).

Disampaikan Sertu Misdi, anggota Intel Kodim Brebes selaku pelatih, beladiri dilakukan setiap hari Senin dan Rabu pada setiap minggunya untuk memelihara kelenturan badan.

“Beladiri merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap prajurit selain menembak, untuk itulah kemampuan ini harus terus diasah dan dipelihara,” ujar penyandang sabuk hitam Dan II itu.

Lanjutnya, rata-rata anggota Kodim sebelumnya sudah memiliki dasar beladiri masing-masing di satuan lama dan memiliki kyu/tingkatan sabuk yang bervariasi, namun kita tetap mulai dari gerakan dasar (kihon waza) di aliran ini.

“Gerakan dasar goju ryu yang diberikan meliputi yang diberikan meliputi chuki (pukulan), ughe (tangkisan) dan geri (tendangan),” tandasnya.

Sementara disampaikan Pasi Ops Kodim, Kapten Arhanud Suryadi SH, bahwa pembinaan fisik ini untuk memelihara kebugaran selain aerobik yang kita laksanakan setiap Selasa, Kamis, dan Jumat.

Menurutnya, selain beladiri diwajibkan oleh Kasad, di masa pandemi seperti saat ini, sangat penting menjaga tubuh agar tetap bugar untuk meminimalisir terpapar virus covid-19.

Untuk diketahui, goju ryu adalah salah satu aliran utama karate tradisional di Okinawa, Jepang, yang diciptakan oleh Chojun Miyagi. Teknik-teknik aliran ini pada dasarnya memadukan antara teknik keras dan lembut.

Goju ryu, go artinya keras yaitu mengacu pada teknik tangan tertutup atau serangan lurus, kemudian ju artinya lembut yakni mengacu pada teknik tangan terbuka dan gerakan memutar. Untuk kata/jurus utamanya yaitu sanchin dan tensho yang hanya dimiliki aliran. (Aan)

Babinsa Patroli Mandiri Sambil Berikan Masker ke Warga


Brebes – Edukasi disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) masih dilakukan para Babinsa di 17 koramil jajaran Kodim 0713 Brebes, di desa binaan masing-masing.

Danramil 07 Bulakamba, Kapten Infanteri Tuteng Aryolona menyampaikan, himbauan kepada warga agar memakai masker saat beraktivitas di luar rumah disampaikan bersamaan saat patroli gabungan ataupun mandiri.

Menurutnya, upaya tersebut untuk mendisiplinkan masyarakat tetap memakai masker saat beraktivitas di luar rumah sehingga penyebaran covid-19 dapat diputus.

“Walaupun Kabupaten Brebes sudah ditetapkan berstatus PPKM level 2, namun masyarakat harus tetap patuh protokol kesehatan sehingga pandemi depat berakhir,” ujarnya, Rabu (24/11/2021).

Masih kata Tuteng, turunnya status PPKM Brebes itu juga tak terlepas dari peran serta masyarakat yang bersedia divaksinasi, tidak berkerumun, dan rajin mencuci tangan.

Ia menambahkan, Babinsa juga memberikan masker kain setelah memberikan teguran humanis kepada warga binaan. (Aan)

Senin, 22 November 2021

Babinsa Brebes Diasah Kembali Kemampuan Beladirinya


Brebes – Kodim 0713 Brebes menggelar latihan karate khusus bagi TNI secara terpusat di Makodim dan Koramil 08 Bumiayu untuk jajaran koramil wilayah Brebes selatan.

Disampaikan Pasi Ops Kodim Brebes, Kapten Arhanud Suryadi SH, bahwa latihan ini untuk menindaklanjuti perintah lisan Kasad agar para prajuritnya mengasah kembali kemampuan bela dirinya sebagai penunjang pelaksanaan tugas kedepannya.

“Di jajaran Kodim Brebes, latihan karate mulai dilaksanakan seminggu dua kali setiap hari Senin dan Rabu,” terangnya.

Lebih lanjut menurutnya, latihan karate juga untuk membentuk fisik bagus, disiplin, dan meningkatkan rasa percaya masing-masing.

“Bagi para Babinsa di setiap koramil, apabila prajurit sudah memiliki kemampuan bela diri mumpuni maka dia akan tampil yakin saat menghadapi masalah tanpa senjata,” tandasnya. (Aan)

Gokasi Juara Umum Kejuaraan Karate 234 SC Cup Brebes


Brebes – Kejuaraan karate yang bertajuk Karate 234 SC Cup Brebes yang dilangsungkan di GOR Sasana Krida Adhikarsa Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, resmi ditutup, Gokasi Brebes berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 40 medali dari 104 medali yang diperebutkan. Minggu malam (21/11/2021).

Sebanyak 318 peserta yang berasal dari 6 perguruan karate di Kabupaten Brebes dan Tegal (Gojukai, Gokasi, Inkai, Shindoka, Goju Ass, dan BKC), bertanding selama dua hari kejuaraan (20-21 November 2021) di dua kelas (kata perorangan dan kumite), yang terbagi dalam kategori usia yaitu pra usia dini (7-9), usia dini (9-10), pra pemula (11-13), pemula (13-15), kadet (15-17), junior (17-19), under 21, dan veteran (kata).

Untuk juara umum kedua diraih Shindoka Brebes dengan 35 medali, kemudian juara umum ketiga diraih Inkai Kodim 0712 Tegal A dengan menggondol 29 medali.

Disampaikan Ketua Karate 234 SC Cup Brebes, Fauzan Rasyid (Ozi), bahwa kejuaraan ini diharapkan mampu memacu semangat para karateka yang telah lama vakum bertanding terkait pandemi covid-19 sejak 2019 lalu.

“Dengan adanya kejuaran ini maka kita harapkan dapat menjadi wahana bagi atlet untuk kembali mengasah kemampuannya, serta menumbuhkan bakat bagi atlet muda karate di Kabupaten Brebes,” ujarnya.

Lanjutnya, turnamen ini juga untuk menumbuhkan rasa solidaritas bagi pengurus dan anggota 234 SC.

Sementara itu Ketua Panitia kejuaraan tersebut, Sidik Pamungkas mengemukakan, estimasi peserta yang mengikuti kejuaraan hanyalah 200 orang, namun pada pelaksanaannya membludak sampai 318 peserta.

Menurutnya, animo peserta sangat luar biasa untuk mengikuti ajang yang terbuka bagi umum tersebut, sehingga itulah yang membuat persaingan jadi semakin ketat.

Ia berharap anak-anak pelajar SD, SLTP, dan SLTA sederajat yang mengikuti kejuaraan itu, kedepannya dapat berprestasi yang lebih baik lagi sehingga mengharumkan Brebes ke tingkat nasional.

Apresiasi juga disampaikan Koptu Willy Laiyan, Simpei Perguruan Inkai Dojo Kodim 0712 Tegal dan Kodim 0713 Brebes, menurutnya dengan jumlah peserta sebanyak itu jelas menunjukkan atlet karate di kota bawang sangat potensial untuk terus dikembangkan.

“Dari segi prestasi saat ini, atlet-atlet karate di Kabupaten Brebes sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Puji Tuhan, 40 anak Inkai Brebes akan saya bawa bertanding pada 10-12 Desember 2021 nanti, dalam Kejuaraan Karate Piala Ketua Forki Brebes,” ujar Dan III yang juga anggota provost Kodim Brebes itu.

Walaupun hanya berhasil menjadi juara umum III, namun ke-29 medali yang berhasil digondol itu hanya merupakan perjuangan dari 25 karateka cilik Inkai Dojo Kodim 0712 Tegal yang dibawanya bertanding.

Terpisah disampaikan Serma Sriyanto selaku Ketua Dojo Kodim Brebes, bahwa dirinya bangga karena ke-23 anak didiknya yang ikut dalam kejuaraan tersebut mampu menyumbang 7 medali (3 perak dan 4 perunggu) untuk menambah pundi-pundi media kontingen Gokasi Brebes.

“Ini luar biasa, dari 23 anak Dojo Kodim Brebes ini berhasil menyumbangkan 7 medali walaupun mereka hanya berlatih selama 2 minggu dan baru pertama kali bertanding,” ucapnya mengapresiasi (22/11).

Hadir dalam penutupan ini antara lain Ketua Forki Brebes Waidin, Danramil 01 Brebes Kapten Infanteri Kunpriyanto SE, serta Penasehat Kereta 234 SC Regwil Brebes Wahyudin Noor Aly. (Aan/Red)

Jumat, 19 November 2021

Kami Anak-anak SMKN Larenda Bulakamba Juga Telah Divaksin Covid-19 Dosis Kedua


Brebes – Serbuan vaksinasi covid-19 dosis kedua dari TNI Kodim 0713 Brebes masih terus berlanjut di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kali ini vaksinasi dilakukan di Aula Sekolah SMKN Larenda, Kecamatan Bulakamba. Jumat (19/11/2021).

Disampaikan Danramil 07 Bulakamba, Kapten Infanteri Tuteng Aryolona, Klinik Kartika-13 Brebes bekerjasama dengan Puskesmas Kluwut Bulakamba melanjutkan vaksinasi di sasaran potensial cluster di sekolah tersebut.

“Targetnya adalah tercapai herd immunity bagi para pelajar,” terangnya.

Lebih lanjut disampaikannya, dari 257 dosis yang disiapkan, tercapai target seratus persen yaitu tervaksin 257 murid.

Menurutnya, serbuan vaksinasi massal ini masih untuk percepatan vaksinasi di Kabupaten Brebes agar kedepan bisa segera berstatus PPKM level 1, dimana saat ini Brebes berstatus PPKM level 2.

Sementara itu disampaikan Hijrah Putri Khasana S.Kom selaku Kepala Sekolah SMK Larenda Bulakamba, mewakili pihak sekolah dan para wali murid dirinya mengucapkan banyak terima kasih kepada Kodim, Klinik Kartika-13 Brebes dan Puskesmas Kluwut, karena telah memfasilitasi vaksinasi kedua di tempat sehingga para anak didiknya tak perlu repot dan jauh-jauh hanya untuk mendapatkan vaksinasi.

Menurutnya juga, dengan vaksinasi dilakukan di sekolah maka para wali kelas dapat mengatur jadwal sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar.

Untuk diketahui, ada empat syarat agar suatu daerah bisa turun level PPKM nya, yaitu angka kematian kasus covid-19 menurun, kedua tingkat keterisian ranjang rumah sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) berkurang, kemudian rendahnya angka kasus aktif covid-19, dan terakhir adalah pencapaian vaksinasi covid-19 (cakupan dosis pertama 70 % dan 60 % vaksinasi lansia).

Bagi Brebes sendiri saat ini sudah menyandang status PPKM level dua dikarenakan sudah memenuhi kriteria cakupan vaksinasi dosis pertama 50 % dan lansia 40 %. Penetapan status Brebes ini juga tertuang dalam Instruksi Mendagri No. 60 tahun 2021, tanggal 15 November 2021, tentang PPKM level 3, 2, dan 1 coronavirus disease 2019 untuk wilayah Jawa dan Bali. (Aan/Red)

Puluhan Pramuka SWK Brebes Kembali Dibekali Wawasan Kebangsaan


Brebes – Kodim 0713 Brebes kembali menggelar pembinaan kepada Pramuka Saka Wira Kartika (SWK) di Makodim Brebes. Kamis (18/11/2021).

Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan murid-murid SLTA sederajat se Kabupaten Brebes yang menjadi anggota SWK di 17 koramil jajaran kodim.

Pasiter Kodim Brebes, Kapten Infanteri Surikan menjelaskan, kegiatan kali ini merupakan pembinaan pada semester II tahun 2021, dimana tidak semua anggota SWK dihadirkan terkait protokol kesehatan covid-19.

“Materi yang diberikan kali ini yaitu teori 5 krida SWK di ruang kelas dan yel-yel di lapangan untuk menumbuhkan jiwa korsa,” terangnya.

Lebih lanjut kata Surikan, selain 5 krida SWK yang meliputi penanggulangan bencana alam, navigasi darat, survival, pioneer, dan mountenering, para peserta juga diberikan pembekalan wawasan kebangsaan tentang bahaya laten komunis dan paham radikal.

“Untuk pertemuan pada semester I Mei 2021 lalu, telah diberikan materi sejarah perjuangan dan pahlawan bangsa, mencintai bangsa, proxy war, pergaulan bebas, narkoba, dan juga covid-19,” sambungnya.

Dirinya menambahkan, pembinaan semacam itu memang menjadi kalender rutin Kodim Brebes selaku satuan teritorial dalam mengawal generasi penerus bangsa sehingga nantinya menjadi para pemimpin yang unggul, berdisiplin, dan mencintai bangsa dan negaranya.

“Di tangan mereka lah kelak bangsa ini akan dibawa kearah yang lebih maju lagi,” pungkasnya.

Sementara itu Rindang Yolanda (16), siswi kelas 2 SMAN 3 Brebes yang menjadi salah satu anggota SWK binaan Koramil 01 Brebes, menyatakan senang karena dapat berinteraksi dengan sesama anggota SWK se-Brebes.

Menurutnya, kegiatan semacam itu dapat menjadi ajang silaturahmi bagi sesamanya serta dengan para pamong SWK yang merupakan para Babinsa.

Ia berharap kedepan diadakan kembali acara permainan outbound dalam setiap kumpul-kumpul SWK di Kodim Brebes. Pasalnya, permainan dinamika kelompok seperti bulldozer, tongkat estafet ketiak, estafet hula hoop satu lingkaran penuh, estafet bola, dan PBB buta (mata ditutup), dapat menimbulkan keceriaan dan lelucon serta dapat melatih karakter yang gigih, tidak egois, maupun berkomunikasi untuk bekerjasama dalam menyelesaikan persoalan. (Aan/Red)

Kamis, 18 November 2021

Razia Masker Masih Dilakukan di Wilayah Brebes Walaupun PPKM Level II


Brebes – Operasi yustisi penegakan Protokol Kesehatan (Prokes) masih dilakukan oleh tim gabungan gugus tugas penanggulangan covid-19 Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, di wilayahnya. Kamis (18/11/2021).

Danramil 14 Banjarharjo, Kodim 0713 Brebes, Kapten Cpl. A. Chaerul Huda menyampaikan, petugas yang terdiri dari TNI-Polri, dan Satpol PP Kecamatan Banjarharjo, merazia para pengguna jalan yang tidak memakai masker yang melintas di Jalan Raya Banjarharjo. Tak hanya itu saja, razia juga dilakukan di tempat-tempat pelayanan umum serta pertokoan.

Menurutnya, upaya tersebut untuk mendisiplinkan masyarakat tetap memakai masker saat beraktivitas di luar rumah sehingga penyebaran covid-19 dapat diputus.

“Walaupun Kabupaten Brebes sudah ditetapkan berstatus PPKM level 2 melalui instruksi Mendagri No. 60 tahun 2021, tanggal 15 November 2021 kemarin, namun kita tidak boleh lengah. Masyarakat tetap harus patuh prokes karena pandemi belum hilang,” ujarnya.

Masih kata Danramil, turunnya status itu juga tak terlepas dari peran serta masyarakat yang bersedia divaksinasi dan patuh prokes 3M, yakni memakai Masker, menjauhi kerumunan, dan rajin mencuci tangan.

“Dalam konteksnya razia tetap dilakukan secara humanis. Bagi yang terjaring akan diberikan teguran lisan dan juga diberikan masker,” imbuhnya.

Untuk diketahui, status PPKM level 2 berdasarkan cakupan vaksinasinya dosis pertama sebesar 50 % dan cakupan vaksinasi lansia 40 %. (Aan/Red)

Rabu, 17 November 2021

Satlantas Polres Brebes dan Babinsa Bagikan Sembako Kepada 150 KK Terdampak Rob


Brebes – Satuan Lalulintas Polres Brebes memberikan bantuan 150 paket sembako kepada warga terdampak rob di Desa Randusanga Kulon, Kecamatan/Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Rabu (17/11/2021).

Disampaikan Kasat Lantas Polres Brebes AKP Endah Setianingsih SH.MM, kegiatan bakti sosial itu untuk meringankan beban masyarakat pesisir Brebes yang sedang tertimpa musibah.

“Dalam Operasi Zebra Candi 2021 ini, ratusan paket sembako ini kita berikan kepada masyarakat Randusanga Kulon yang terdampak banjir rob,” ujarnya.

Ia berharap air rob cepat surut sehingga masyarakat dapat beraktifitas seperti biasanya, dan tak lupa menghimbau kepada warga agar terus waspada dan berhati-hati apabila cuaca buruk.

Sementara itu disampaikan Danramil 01 Brebes Kodim 0713 Brebes, Kapten Infanteri Kunpriyanto SE melalui Babinsa setempat Sertu Sulis, bahwa banjir rob di desa binaannya itu sudah merupakan langganan setiap tahun, terlebih pada bulan Mei-Juni serta menjelang musim penghujan.

Untuk pemukiman penduduk dan akses jalan menuju obyek wisata Pantai Randusanga Indah (Parin) juga terendam air dengan ketinggian antara 25-45 centimeter, sampai dengan pukul 13.00 WIB.

Adapun wilayah yang terdampak rob yaitu RW. 01 (RT. 01-06) dan RW. 02 (RT. 01-07) Desa Randusanga Kulon, sedangkan di desa tetangganya yaitu Randusanga Wetan, rob berdampak di RT. 01 RW. 03 dengan ketinggian mencapai 20-30 centimeter.

Kades Randusanga Kulon, H. Afan setiono SE, meminta doa agar tidak turun hujan pada sore hari, karena jelas akan menambah ketinggian di pemukiman penduduk terlebih sore hari saatnya pasang laut. (Aan/Red)

Penanganan Dampak Puting Beliung di Laren Bumiayu Brebes


Brebes – Ratusan warga Dukuh Karangdawa, Desa Laren, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, bergotong-royong menangani dampak dari angin puting beliung yang sehari sebelumnya mengamuk. Rabu (17/11/2021).

Tampak warga dibantu anggota TNI-Polri, dan anggota Satgas Penanggulangan Bencana (PB) BPBD Brebes Pos Bumiayu, membantu warga memperbaiki atap rumah yang rusak.

Disampaikan Danramil 08 Bumiayu Kodim 0713 Brebes, Kapten Armed Jupriadi, gotong royong dilakukan RT. 01, 02, dan 03, di RW 06, Dukuh Karang Dawa.

“Kami bersama warga membantu perbaikan rangka atap, pemasangan genteng yang pecah tersapu puting beliung, serta melakukan pembersihan," terangnya.

Sementara itu Kepala Desa Laren, Arief Setiawan SE menyatakan terima kasih atas bantuan seluruh pihak kepada sejumlah warganya yang mengalami musibah tersebut.

Untuk diketahui, sehari sebelumnya (16/11), puting beliung yang terjadi mulai pukul 15.30 WIB, setidaknya merusak 20 rumah warga Dukuh Karangdawa RT. 01 RW. 06, Laren, dengan perincian 5 rumah rusak berat dan 15 rumah rusak ringan.

Tidak ada korban jiwa dari bencana alam itu, namun kerugian materiil ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. Sementara untuk kelima KK yang rumahnya rusak berat dan pada hari kejadian mengungsi di rumah sanak saudaranya, sudah kembali menempati rumah.

Turut hadir memotivasi kerja bakti yakni Camat Bumiayu Eko Purwanto Sp, M.Si, Kapten Armed Jupriadi, AKP Heri Riyanto Kapolsek Bumiayu, dan Kades setempat. (Aan/Red)

Sobari, Peraih Emas Peparnas Papua Disambut Bak Pahlawan di Kampung Halaman


Brebes – Mohammad Sobari, atlet Jateng penyandang disabilitas peraih medali emas cabor renang di Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Papua ke-XVI, disambut bak pahlawan oleh ratusan warga Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, saat diarak keliling jalan protokol Bumiayu menuju kampung halamannya, Desa Langkap, Bumiayu. Selasa (16/11/2021).

Setibanya di gapura desanya, Sobari disambut kesenian calung asal Dukuh Glempang sampai menuju kantor desa. Sesampainya di balai desa, dirinya mendapat pengalungan bunga oleh Camat Bumiayu, kemudian diberikan pucuk tumpeng, dan juga dihadiahi doa bersama.

Danramil 08 Bumiayu Kodim 0713 Brebes, Kapten Armed Jupriadi menjelaskan, pahlawan Bumiayu tersebut tiba sekitar pukul 10.00 WIB dan diarak keliling oleh jajaran KONI Brebes, Forkopimcam Bumiayu, dan Kades setempat.

“Pada Peparnas di Papua yang berlangsung mulai tanggal 5-13 November 2021 kemarin, Mas Sobari mendapatkan 3 medali di cabor renang untuk kontingen Jawa Tengah, yaitu 2 emas di gaya bebas 100 meter dan 50 meter, serta 1 perak di gaya punggung 50 meter,” terangnya.

Dijelaskannya lanjut, anak pasangan Sodikin dan Sutilah, petani asal Dukuh Suren RT. 01 RW. 05 ini, membawa bendera Jateng melalui kontingen Kabupaten Cilacap untuk Peparnas tersebut.

Selain Sobari, ada satu lagi pemuda Langkap yang meraih 2 emas di cabor Blind Judo 50 kg perorangan dan beregu 55 kg, yaitu Yofan Rate Azis, namun yang bersangkutan tidak pulang bersama Sobari karena langsung menjalani pemusatan latihan berdasarkan rekomendasi dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) atau induk cabang olahraga penyandang disabilitas, untuk menghadapi kejuaraan akbar di Hanoi Vietnam tahun depan.

Untuk Yofan sendiri juga merupakan anak petani asal Dukuh Krajan RT. 05 RW. 01, Desa Langkap.

Camat Bumiayu, Eko Purwanto Sp, Msi menuturkan, dirinya merasa bangga karena ada dua orang pemuda dari Bumiayu yang mengharumkan nama Bumiayu, Kabupaten Brebes, dan bahkan Jawa Tengah, walaupun mempunyai kekurangan fisik.

Ia berharap agar keberhasilan Sobari dan Yofan dapat dijadikan motivasi oleh pemuda dan pemudi Bumiayu lainnya, terlebih bagi penyandang disabilitas.

“Orang tua anak penyandang disabilitas tidak perlu malu karena setiap anak mempunyai potensi sendiri-sendiri, kita harus selalu mendukungnya,” ujarnya.

Sementara itu Sobari sendiri mengaku bahwa dirinya mencintai renang sejak kecil, dan kemudian bakatnya itu diasah melalui Dinas Sosial Kabupaten Surakarta pada 2015 lalu.

“Saya dipanggil kontingen Cilacap dan Alhamdulillah dapat menyumbangkan 3 medali untuk Jawa Tengah,” ucapnya.

Sobari juga mengaku sangat terharu mendapatkan sambutan yang luar biasa dari warga Bumiayu, termasuk membuat bangga kedua orang tuanya itu.

Untuk diketahui, di Peparnas XVI Papua itu, tuan rumah Papua berhasil menjadi juara umum dengan torehan 127 emas, 87 perak, dan 93 perunggu. Posisi kedua diraih kontingen asal Jawa Barat (juara tahun sebelumnya), dengan koleksi 110 emas, 92 perak, dan 75 perunggu.

Kemudian untuk posisi ketiga sendiri diraih kontingen Jawa Tengah dengan 89 emas, 60 perak, dan 76 perunggu. (Aan/Red)

Peringati HUT Ke-50 KORPRI, PNS Kodim Brebes Anjangsana ke Purnabakti


Brebes - Memperingati HUT Ke-50 KORPRI tahun 2021 yang akan jatuh pada 29 November 2021 mendatang, PNS Kodim 0713 Brebes anjangsana ke PNS purnabakti. Selasa (16/11/2021).

Disampaikan Dandim Brebes Letkol Armed Mohamad Haikal Sofyan melalui PNS Miftahudin, SH selaku Ketua DPK (Dewan Pengurus KORPRI) Sub Unit Kodim Brebes, bahwa tujuan kegiatan adalah untuk menjalin silaturahmi dengan mantan rekan yang sudah purna tugas.

“Kami menyambangi kediaman Pak Ngadul (58), di Desa Larangan RT. 08 RW. 05, Kecamatan Larangan, untuk bersilaturahmi dan memberikan sedikit tali asih dari keluarga besar PNS Kodim Brebes,” ujarnya.

Tak hanya itu, mereka juga membubuhkan tanda tangan diatas banner yang dibawa dan kemudian diserahkan kepada Ngadul sebagai cindera mata.

Sementara itu, Ngadul yang didampingi istrinya menyatakan tersentuh atas kunjungan rekan-rekannya yang masih aktif berdinas karena tidak melupakannya. (Ujang/Aan)

Selasa, 16 November 2021

Gencar Vaksinasi Covid-19, Brebes Kini Berstatus PPKM Level Dua


Brebes – Serbuan vaksin covid-19 TNI Kodim 0713 Brebes masih terus dilakukan di 17 kecamatan di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Kali ini sasaran vaksinasi dosis kedua digelar di SMA Muhammadiyah Tonjong, Kecamatan Tonjong, yang diperuntukkan bagi para guru dan muri. Selasa (16/11/2021).

Disampaikan Pjs. Pasi Ops Kodim 0713 Brebes, Kapten Arhanud Suryadi SH, capaian vaksinasi di SMA tersebut adalah 100 persen dari target 200 dosis/orang.

Menurutnya, serbuan vaksinasi massal Kodim Brebes ini adalah salah satu percepatan vaksinasi di Kabupaten Brebes untuk segera menurunkan status PPKM dari level 3 menjadi level 2.

“Dalam menanggulangi penyebaran covid-19, Kodim dan Polres Brebes terus membantu Pemda melakukan serbuan vaksinasi. Alhamdulillah, dengan percepatan itu maka saat ini Brebes sudah menyandang status PPKM Level 2 dengan cakupan vaksinasinya dosis pertama 50 % dam cakupan vaksinasi lansia tercapai 40 %,” terangnya.

Dijelaskannya lanjut, turunnya status PPKM dari level 3 menjadi level 2 secara resmi ditetapkan oleh Mendagri melalui Instruksi Mendagri No. 60 tahun 2021, tanggal 15 November 2021, tentang PPKM level 3, 2, dan 1 coronavirus disease 2019 untuk wilayah Jawa dan Bali, dimana Brebes menjadi salah satu kabupaten yang kini berstatus PPKM level 2.

Jadi berdasarkan status itu, obyek-obyek wisata di Brebes sudah dapat dibuka secara umum.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Tonjong, Ansori S.Pd, mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak TNI dan Puskesmas Tonjong.

Ia berharap, pasca vaksinasi kepada para guru dan anak didiknya maka penyebaran covid-19 di wilayah Tonjong dapat dikendalikan. Menurutnya, vaksinasi itu merupakan bentuk ikhtiar dalam menjaga kesehatan dan juga bentuk kepatuhan terhadap pemerintah selama pandemi covid.

Untuk diketahui, sehari sebelumnya (15/11), vaksinasi kepada para tenaga pengajar dan murid dilakukan di SMP Muhammadiyah Tonjong, dengan capaian 100 persen dari 200 dosis. (Aan/Red)

Petugas Gabungan Masih Patroli Malam Selama PPKM Level 2


Brebes – Patroli malam masih dilakukan oleh unsur gabungan yang terdiri dari TNI-Polri dan Satpol PP, di wilayah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Disampaikan Pjs. Pasi Ops Kodim 0713 Brebes, Kapten Arhanud Suryadi SH, yang menjadi sasaran patroli petugas antara lain pusat perbelanjaan, terminal, stasiun kereta api, kaki lima, SPBU, dan tempat-tempat umum lainnya.

“Saat patroli malam baik secara mandiri maupun patroli gabungan, petugas  juga memberikan edukasi kepada warga agar patuh protokol kesehatan saat beraktivitas di luar rumah,” ujarnya, Senin malam (15/11/2021).

Menurutnya, titik berat pemahaman kepada warga masyarakat adalah tertib memakai masker dan tidak berkerumun.

“Jadi, dengan hadirnya petugas yang berpatroli untuk memelihara kamtibmas, juga diharapkan dapat mengurangi aktivitas berkerumun warga di tempat-tempat publik yang berpotensi menjadi tempat penyebaran covid-19,” tandasnya. (Aan)

Rabu, 03 November 2021

Pokdarwis Pesona Goa Lawa Songgom Brebes Dikukuhkan


Brebes – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengukuhkan Pokdarwis Desa Songgom untuk mengelola Goa Lawa (gua kelelawar) yang berada di kawasan pegunungan kapur di Desa Songgom Lor, Kecamatan Songgom. Senin (1/11/2021).

Agus Ismanto S.I.P selaku Kabid Disbudpar Brebes menjelaskan, pengukuhan Pokdarwis ini diharapkan mampu memperindah kawasan goa lawa sehingga kedepannya menjadi tambahan obyek wisata bagi Kabupaten Brebes.

“Saya minta Pokdarwis ini lebih kreatif lagi, termasuk melakukan penghijauan di sekitar goa lawa dengan tanaman buah-buahan sehingga para pengunjung nantinya lebih nyaman dan berkesan,” terangnya saat memberikan sambutan.

Agus juga berharap, dengan pengelolaan yang tepat maka kedepannya goa lawa mampu menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat Songgom khususnya, PAD desa, dan juga bagi Pemda.

Sementara itu disampaikan Abdul KHaris selaku Ketua Pokdarwis Pesona Goa Lawa, bahwa anggotanya terdiri dari 60 orang yang berasal dari warga setempat dan sekitarnya.

“Mudah mudahan dengan pengukuhan Pokdarwis Pesona Goa Lawa ini dapat lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan sekitarnya melalui pemberdayaan UMKM, maupun penjualan berbagai jasa pariwisata,” ujarnya.

Hadir juga dalam acara ini antara lain Sekcam Songgom Dedi Iman S.I.P, Kopda Kardiyono mewakili Danramil 17 Songgom Kodim 0713 Brebes, Aiptu Sodikin mewakili Kapolsek Songgom, serta Kades Songgom, Songgom Lor, dan Kades Jatimakmur.

Untuk diketahui, disebut goa lawa karena goa ini dihuni ribuan kelelawar. Di Kawasan Goa Lawa Songgom yang memiliki berbagai sudut eksotis untuk berswafoto ini, sebelumnya hanya dikelola oleh masyarakat sekitar goa sendiri.

Mereka hanya mengambil tarif parkir sebesar Rp. 3 ribu untuk satu sepeda motor. Untuk tiket masuk belum ada dikarenakan obyek wisata baru ini belum sepenuhnya diresmikan pihak desa maupun Pemda.

Kemudian masyarakat menggagas sebuah kelompok atau paguyuban sadar wisata goa untuk lebih memajukan obyek wisata yang mulai viral sejak pertengahan 2021 ini.

Mereka melakukan gotong royong pembenahan dan pembangunan berbagai akses penunjang wisata agar wisatawan yang datang merasa aman dan nyaman, seperti tempat mushola, toilet, wahana permainan anak, dan spot-spot wisata lainnya.

Pembangunan yang telah dilakukan antara lain pembuatan tangga di mulut goa, penyiapan tempat parkir, serta warung-warung dadakan.

Untuk nuansa di dalam goa sendiri, para pengunjung akan disuguhkan pemandangan menakjubkan dan hawa dingin khas bau tanah. Sedangkan bagi wisatawan yang berjiwa petualang, goa ini sangat cocok karena banyak memiliki lubang-lubang di dalam gua yang terhubung satu sama lain dengan mulut yang cukup sempit dan susah. Dari 7 lubang goa, baru 3 lubang yang sudah dieksplorasi.

Sudah ada beberapa jembatan yang terbuat dari kayu dan bambu, sebagai penghubung beberapa bagian di dalam goa, dengan ketinggian 2-4 meter dari dasar goa.

Semakin kedalam, pengunjung akan mendapati tempat yang sangat luas yang dapat menampung hingga ratusan orang. Di ruangan utama ini, pencahayaan matahari yang menerobos lubang atas goa. Ini karena adanya beberapa lubang sekaligus dan ditambah adanya akar-akar pohon yang menggantung sehingga menambah daya tarik tersendiri. (Aan/Red)

Menguak Mitos Telaga Ranjeng Paguyangan Brebes


Brebes – Telaga Ranjeng dengan ribuan ikannya, merupakan salah satu destinasi wisata yang terletak di Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah selain goa jepang, wisata air, dan tuk bening yaitu mata air abadi yang ketiganya terletak di kawasan Perkebunan Teh Kaligua.

Jadi, telaga ini akan dilewati wisatawan yang hendak berkunjung ke Agrowisata Perkebunan Teh Kaligua, yang berjarak 1 kilometer dari telaga.

Telaga Ranjeng terletak di ketinggian 1.200 mdpl, di kawasan hutan pinus dan damar yang merupakan cagar alam Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, di kaki Gunung Slamet. Suhu harian mencapai 8-22 derajat celcius di musim kemarau, dan 4-12 derajat celcius saat musim penghujan.

Telaga ini pertama kali ditemukan tahun 1924 pada zaman penjajahan Belanda, sehingga pihak Belanda menetapkannya sebagai strict nature reserve (kawasan cagar alam) melalui SK Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 25 tanggal 11 Januari 1925, dengan total luas mencapai 48,5 ha. Status ini kemudian diperkuat dengan SK Penunjukan Menteri Kehutanan No. SK.3 5 9/MenHut-II/2004 tanggal 1 Oktober 2004.

Selanjutnya pada tahun 2013, status itu diperkuat kembali dengan SK Menhut No.313/Menhut-II/2013, tanggal 13 Mei 2013. Berdasarkan SK Menhut ini, total luas kawasan konservasi hutan resapan wilayah Brebes selatan ini mengalami penambahan menjadi 53,41 ha, dengan luas telaga mencapai 18,74 ha.

Terakhir kali pada tahun 2018 lalu, dilakukan pengukuran oleh BKSDA Jateng melalui Seksi Konservasi Wilayah II Pemalang, bahwa luas keseluruhan kawasan cagar alam itu menjadi 58,5 ha, dengan perincian 39,7 ha luas daratan/hutan, dan 18,85 ha untuk telaga/perairan.

Telaga Ranjeng bukan merupakan obyek wisata, hanya tempat yang dikunjungi wisatawan. Itu karena tempat ini berada di kawasan cagar alam/suaka alam/ pelestarian Alam, yang hanya dapat dimanfaatkan sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan peningkatan kesadartahuan konservasi alam, penyerapan dan/atau penyimpanan karbon, serta pemanfaatan sumber plasma nutfah untuk penunjang budidaya. Ini berdasarkan UU Nomor 5 tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, serta PP Nomor 28 tahun 2011, tentang Penyelenggaraan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.

Telaga yang berusia ratusan tahun ini mulai dikenal untuk umum pada tahun 1935. Salah satu bukti kuat usia telaga tersebut adalah dengan masih adanya perahu jukung/sampan di tepi telaga.

Tampak keluarga Serma Aan Setyawan, anggota penerangan Kodim 0713 Brebes sedang memegang ikan mas di atas jukung tersebut, Minggu (31/10/2021).

Disampaikan Serma Aan, dirinya hanya ingin membuktikan mitos bahwa jika pengunjung memegang dan mengangkat ikan mas untuk difoto, kemudian ikan itu jatuh dari gendongan maka setelah pulang akan bermimpi bertemu ikan itu, dan paginya badan akan terasa sakit.

“Saya niatnya hanya ingin mengabadikan momen bersama ikan mas saja. Walaupun ikan itu akhirnya jatuh ke air namun saya tidak ada niat menyakitinya, dan Alhamdulillah mitos itu tidak terjadi kepada saya,” ujarnya.

Lanjut Aan, ikan mas disitu sangat jinak dengan manusia, terlebih jika diberikan makan berupa roti yang dijual pedagang di pintu masuk telaga, ikan-ikan itu berebut roti sehingga membuat air seperti dipenuhi ikan.

Kesan mistis mulai terasa saat para pengunjung memasuki kawasan telaga yang konon terdapat istana gaib Mbah Ranjeng dengan ribuan pengawalnya yang dipercaya memberikan isyarat keberkahan ataupun bencana.

“Salah satu mitos warga adalah ada ikan berukuran sebesar rumah, dimana jika ikan ini terlihat maka air di telaga akan meluap dan banjir. Percaya atau tidak, cerita rakyat ini, yang pasti perlu kita dilestarikan sehingga tetap menjadi salah satu kekayaan budaya nusantara,” tandasnya.

Selain itu, kesan mistis juga dikarenakan dulunya telaga ini juga dijadikan sebagai tempat bersuci para raja Jawa, khususnya raja-raja Majapahit.

Kemistisan juga didukung kepercayaan yang menyebutkan bahwa penguasa telaga ini adalah Eyang Putihan yang memiliki banyak santri/murid, dimana santri-santri yang membangkang perintah gurunya itu dikutuk menjadi ikan-ikan penunggu telaga.

Masyarakat juga percaya bahwa selain Eyang Putihan dan ikan kutukan itu, penunggu telaga lainnya adalah Anglingkusumo yang merupakan putra dari Prabu Angling Dharma, Eyang Tunggul Wulung, ikan lele raksasa, ratu maung (harimau putih), Ratu Majeti yang berwujud ular, Ratu Sulung Wanora yang berwujud kera putih, serta ada Nyi Dewi Rantamsari yang mitosnya beberapa kali terlihat mengambang diatas permukaan telaga untuk menyapu dedaunan yang jatuh di air telaga.

“Masyarakat percaya bahwa tidak ada dedaunan di atas permukaan air telaga, padahal telaga dikelilingi banyak pepohonan besar dan rindang. Mereka percaya Nyi Dewi Rantamsari yang membersihkannya,” imbuhnya.

Sementa itu diceritakan Jamal (43), juru kunci telaga generasi ketiga sekaligus petugas keamanan kawasan hutan lindung itu, pada awalnya telaga dihuni oleh ikan wader, namun entah apa sebabnya ikan wader itu menghilang dan kemudian berganti menjadi lele yang ukurannya hampir sama.

Ikan-ikan ini telah berganti jenisnya berkali-kali, dimana awalnya adalah ikan wader, kemudian lele, nila, dan sejak tahun 2020 lalu berganti menjadi ikan mas.

“Dari mitos-mitos itu, para pengunjung tidak berani menangkap ikan-ikan itu sehingga keberadaannya tetap lestari. Pengunjung ikut meyakini bahwa jika mengambil ikan di telaga ini maka akan mendapat musibah/petaka,” katanya.

Masyarakat di desa-desa yang berada di bawah telaga juga percaya, jika ikan yang muncul adalah lele maka pertanian mereka kurang makmur karena tanaman mereka dimakan hama serangga dan tikus. Namun, jika ikan mas yang muncul maka pertanian mereka akan melimpah atau dalam masa keemasan.

Kepercayaan tentang ikan keramat itu juga dikaitkan dengan kejadian bencana alam dasyat tsunami di Aceh pada 2004 silam. Waktu itu, ribuan ikan lele di telaga tiba-tiba hilang dan berganti menjadi ikan nila.

Setelah tsunami itu, ikan nila berganti kembali menjadi ikan lele, kemudian pada 2010 lalu ikan-ikan lele itu berganti kembali menjadi ikan mas.

Jamal menegaskan, tidak ada seorang warga pun yang menebar ikan di telaga itu. Pergantian jenis ikan itu terjadi secara tiba-tiba dan dalam hitungan hari, dan anehnya ukurannya hampir sama semua.

Menurutnya, pernah ada salah seorang wisatawan yang mengambil ikan lele disana, namun sesampainya di rumah yang bersangkutan sakit-sakitan dan baru sembuh setelah mengembalikan ikan lele yang dibawanya itu ke telaga.

“Kejadian aneh juga pernah terjadi pada 25 Maret 2019, ada warga Desa Paningkaban, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, yang hilang selama 12 tahun ditemukan di tepian Telaga Ranjeng,” bebernya.

Karyono, orang yang hilang itu ditemukan Aris keluarganya, terlihat dalam keadaan linglung dan tidak bisa berbicara. Ia masih mengenakan celana yang sama dengan yang digunakannya 12 tahun silam (19 November 2007).

Begitu juga saat sebelum menghilang, Karyono menderita penyakit kulit di bagian kakinya, dimana sudah berobat kemana-mana namun penyakit kulit itu semakin parah sehingga membuatnya menjadi sosok yang berkecil hati.

Namun meskipun begitu, kepulangan Karyono tetap disambut gembira oleh pihak keluarganya, terlebih saat ditemukan penyakit akutnya itu sudah hilang tanpa bekas.

Dulu banyak yang percaya bahwa jika air telaga dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman serta mencegah serangan hama. Namun sekarang masyarakat tidak ada yang berani menggunakannya.

“Sebagian masyarakat masih ada yang percaya bahwa jika air telaga luber sampai ke jalan maka pertanian mereka akan melimpah,” sambungnya.

Mitos turun temurun lainnya adalah bahwa Telaga Ranjeng adalah pusarnya Gunung Slamet, gunung yang berketinggian 3.428 mdpl dan merupakan salah satu dari 129 gunung api aktif yang ada di Indonesia. Telaga ini terbentuk dari kawah Gunung Slamet yang tercatat di Volcanolive.com pernah meletus sebanyak 43 kali, mulai tahun 1772 sampai 2009.

Untuk versi lain, terbentuknya telaga itu adalah dari salah satu Waliyullah yang membuat mata air (sekarang telaga – red), agar masyarakat dapat berwudhu dan bercocok tanam.

Masyarakat desa di bawah telaga, sudah mencoba membuat sumur sampai kedalaman 100 meter, namun anehnya tidak ada air yang muncul. Sedangkan loginya, umur-sumur itu harusnya muncul mata air karena letaknya lebih rendah dari telaga.

“Sampai sekarang masyarakat yang tinggal di desa-desa yang lebih rendah dari telaga itu, menggunakan mata air alami yang juga ada di kaki Gunung Slamet, yang dialirkan ke rumah-rumah atau sawah dengan menggunakan selang atau pipa pvc,” tandasnya.

Lebih lanjut Jamal menjelaskan, setiap bulan Suro, masyarakat setempat menggelar upacara adat ratiban, yaitu ritual mengumpulkan ratusan tumpeng/gunungan, kemudian berdoa bersama, dan akhirnya dimakan bersama.

Ritual itu sebagai wujud ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta sekaligus sebagai tolak bala dan bencana. Ritual ini pertama kali digelar pada masa kepala desa Pandansari pertama, yaitu Kades Sirpan Reskayuda.

Masih menurut Jamal, sampai saat ini belum diketahui secara pasti kedalaman telaga ini. Ada yang mengatakan hanya sekitar tiga meter. Namun ia mengingat bahwa pada tahun 2018 lalu, sejumlah mahasiswa UNSOED Purwokerto melakukan penelitian untuk mengukur kedalaman telaga dengan menggunakan sonar.

“Pada saat itu didapatkan hasil pengukuran terdalam mencapai 1.200 meter,” imbuhnya.

Beberapa praktisi supranatural juga pernah hadir melakukan mediumisasi dengan beberapa penunggu gaib untuk menguak mitos dan kedalaman telaga.

Mahasura, salah satu penguasa gaib yang berwujud manusia bermata merah dan bisa berwujud ular ini mengatakan, kedalamannya mencapai 170 meter di bagian timur-utara telaga. Kedalaman ini diucapkannya bernama kedung ombo, yang berasal dari pepunden (palung/kedung) Gunung Slamet.

Menurut Mahasura yang menetap di kedung ombo juga, ikan lele besar itu merupakan salah satu anak buahnya. Kemudian untuk jenis ikan yang berubah-ubah adalah anak buahnya juga, karena jin dapat berubah-ubah, jadi bukan santri-santri kutukan Eyang Putihan.

Sementara itu disampaikan Sertu Sugeng Widodo, Babinsa Pandansari dari Koramil 11 Paguyangan, saat ini Telaga Ranjeng sudah dibuka untuk umum kembali sejak Brebes menyandang predikat PPKM level 3 sejak 21 September 2021 lalu.

“Bersama Bhabinkamtibmas dan Pokdarwis Pandansari, kita terus menghimbau masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan, serta kepada para pengunjung agar tidak mengambil ikan di Telaga Renjeng agar habitatnya tetap terjaga,” tegasnya. (Aan/Red)