Brebes | Wartakodimbrebes.com – Kali ini aksi kemasyarakatan Babinsa Kodim 0713 Brebes yang tayang di Radio Singosari 103.9 FM dan Radio News Ketanggungan 96.9 FM, membahas tentang peran santri dalam dalam bela negara, menjaga Pancasila serta mengokohkan NKRI. Rabu (23/10/2019).
Dikatakan narasumber kali ini, Serma Yusuf dari Koramil 03 Wanasari, bahwa santri juga merupakan garda depan bentengnya NKRI dari berbagai ancaman.
“Hari Santri Nasional diperingati tanggal 22 Oktober setiap tahunnya, sesuai dengan Kepres RI Nomor 22 Tahun 2015. Ini merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mengisi dan mempertahankan kemerdekaan RI,” jelasnya.
Dikatakannya juga, cikal bakal peristiwa 10 November di Surabaya, yang saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan, tak terlepas dari resolusi jihad NU dan pidato Hadratus Syeikh (Maha Guru) Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie, seorang Pahlawan Nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang kala itu menggetarkan sehingga mampu menggerakkan Wong Surabaya untuk angkat senjata melawan penjajah Belanda.
Sementara menjawab pertanyaan dari salah satu pendengar setia Singosari dalam talk show ini, tentang premanisme di desa, Yusuf menyatakan bahwa selaku Babinsa, Komsos (Komunikasi Sosial) dengan berinteraksi terhadap preman sangat penting untuk mengambil hatinya.
Setiap Babinsa telah dibekali dengan 5 kemampuan teritorial yang didalamnya adalah senyum teritorial. Jadi kekerasan solusinya adalah disentuh dengan hati.
“Jika ada Babinsa Brebes di pinggir jalan berinteraksi dengan preman, maka jangan negatif thinking dulu, itu adalah cara merengkuh hati preman itu,” pungkasnya.
Dialog interaktif dengan durasi selama satu jam dan ditayangkan setiap hari Rabu pukul 10.00 WIB ini, kali ini dipandu oleh Siti Khumairoh (31) dengan nama udara Rara Elshanum. (Aan).
Dikatakan narasumber kali ini, Serma Yusuf dari Koramil 03 Wanasari, bahwa santri juga merupakan garda depan bentengnya NKRI dari berbagai ancaman.
“Hari Santri Nasional diperingati tanggal 22 Oktober setiap tahunnya, sesuai dengan Kepres RI Nomor 22 Tahun 2015. Ini merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mengisi dan mempertahankan kemerdekaan RI,” jelasnya.
Dikatakannya juga, cikal bakal peristiwa 10 November di Surabaya, yang saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan, tak terlepas dari resolusi jihad NU dan pidato Hadratus Syeikh (Maha Guru) Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy'arie, seorang Pahlawan Nasional sekaligus pendiri Nahdlatul Ulama (NU), yang kala itu menggetarkan sehingga mampu menggerakkan Wong Surabaya untuk angkat senjata melawan penjajah Belanda.
Sementara menjawab pertanyaan dari salah satu pendengar setia Singosari dalam talk show ini, tentang premanisme di desa, Yusuf menyatakan bahwa selaku Babinsa, Komsos (Komunikasi Sosial) dengan berinteraksi terhadap preman sangat penting untuk mengambil hatinya.
Setiap Babinsa telah dibekali dengan 5 kemampuan teritorial yang didalamnya adalah senyum teritorial. Jadi kekerasan solusinya adalah disentuh dengan hati.
“Jika ada Babinsa Brebes di pinggir jalan berinteraksi dengan preman, maka jangan negatif thinking dulu, itu adalah cara merengkuh hati preman itu,” pungkasnya.
Dialog interaktif dengan durasi selama satu jam dan ditayangkan setiap hari Rabu pukul 10.00 WIB ini, kali ini dipandu oleh Siti Khumairoh (31) dengan nama udara Rara Elshanum. (Aan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar