Brebes | Wartakodimbrebes.com – Jika mendengar nama Brebes orang awam pasti terbersit tentang bawang merah dan telur asinnya yang berwarna warni, sehingga keduanya menjadi icon kabupaten paling utara dari Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Jadi selain padi, mayoritas warganya adalah petani bawang merah dan peternak bebek atau blengong (silangan itik dan entok) yang menghasilkan telur asin. Tak heran banyak pengrajin telur bertebaran dimana-mana dan penjualnya berderet khususnya di sepanjang Jalan Raya Pantura serta Jalur Tengah Brebes-Purwokerto. Sabtu (09/03/2019).
Karena merupakan pintunya Jawa Tengah, sehingga telur asin menjadi oleh-oleh khas orang dari luar provinsi yang mudik. Hanya di Brebes saja ada telur asin bakar dan panggang sehingga banyak penggiat ekonomi ini yang sejahtera. Peluang inilah yang ditekuni keluarga Serma Saryo dan istrinya, Ny. Sri Hartati Saryo, anggota Persit Kartika Chandra Kirana Ranting IV Koramil 03 Wanasari Kodim 0713 Brebes, sejak tahun 2009 lalu.
Diceritakannya bahwa, awalnya merupakan usaha kecil-kecilan dan ia kumpulkan telur bebek dari saudaranya. “Dulu setiap hari saya menjual telur mentah kepada para penjual martabak, dan jika stok banyak saya setorkan ke pengrajin telur asin,” ungkapnya mengenang mulai sejahtera keluarganya.
Namun bukan tanpa kendala, setelah berjalan beberapa bulan, tempat usaha pembuatan telur asin menolak dagangannya karena stok mereka juga melimpah, padahal dirinya terlanjur membeli kurang lebih 700 butir telur bebek dari peternakan. Takut rugi besar, disinilah awal tercetus ide untuk membuat telur asin sendiri, pasalnya telur mentah tidak bagus jika disimpan dalam waktu lama.
“Upaya membuat telur asin pertama kali saya gagal karena berwarna kehitam-hitaman pada bagian kuning telur sehingga tidak laku di pasaran. Namun saya tidak menyerah dan tak malu bertanya dan belajar sampai akhirnya telur asin saya laku di pasaran dengan nama paten Telur Asin Tati,” terangnya.
Kini tak hanya pasar tradisional, supermarket dan luar daerah juga menjadi konsumennya. Kesehariannya menghasilkan 3.500 lebih butir telur, namun menjelang lebaran permintaan bertambah, dan home industrinya mampu menerima pesanan 25 ribu butir/harinya.
Berkat kerja keras dan keuletannya, masalah finansial yang dulu menghimpitnya mulai teratasi. Gaji suami kini diterima utuh, untuk biaya sekolah kedua anaknya (SMP dan SMA) dan keperluan sehari-hari tidak menggunakan gaji suami. Gaji tersebut disimpan dalam bentuk deposito guna pendidikan anak di perguruan tinggi kelak.
Ditengah kesibukannya sebagai wirausaha, Sutati tak melupakan kewajibannya sebagai anggota Persit, selalu mengikuti kegiatan organisasi maupun pertemuan cabang di Makodim.
Inilah salah satu profil anggota Persit Kodim 0713 Brebes yang sukses sebagai wirausaha makanan khas lokal yang cocok dipadukan dengan berbagai olahan makanan dan tak asin seperti namanya saat dimakan langsung. Oleh karenanya telur asin menjadi oleh-oleh wajibnya Kabupaten Brebes. (Utsm).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar