Brebes | Wartakodimbrebes.com – Penanganan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Kalijurang, Desa Kalijurang, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dikupas lengkap dalam Talk Show Aksi Babinsa Kodim 0713 Brebes, yang ke-9 kali ini. Rabu (27/11/2019).
Selaku narasumber yaitu Babinsa setempat dari Koramil 09 Tonjong, Serka Syaefudin, ia menjelaskan tentang perannya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi sehingga keberadaan TPA tidak menjadi konflik sosial di lingkungan masyarakat.
“Kami juga memotivasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kepada FKD (Forum Kesehatan Desa), bahwa jika nantinya alat pengolahan sampah sudah ada maka akan dapat menyerap tenaga kerja setempat,” ucapnya.
Hal ini juga dibenarkan narasumber kedua yang merupakan Kepala Desa Kalijurang, Edi Riyanto (42).
Dijelaskan Edi bahwa, setiap 3 bulan sekali FKD menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk Gema Kalijurang Sehat, dimana memfasilitasi masyarakat untuk pembuatan BPJS gratis, pelayanan kesehatan secara berkala dan donor darah.
“Puncaknya setiap satu tahun sekali FKD dalam program Gema Kalijurang Sehat menyelenggarakan festival Kalijurang sehat,” beber Kades yang baru saja dilantik 15 Juli 2019 lalu.
Dikatakannya juga bahwa, TPA yang terletak di RW. 4 Dusun/Desa Kalijurang itu, berjarak kurang lebih 100 meter dari pemukiman terdekat, sehingga pengadaan alat pengolahan sampah yang diajukan kepada Pemkab melalui DLHPS Kabupaten Brebes pada anggaran tahun 2020 ini, terealisasi. Pasalnya, sangat dibutuhkan terutama menjelang musim penghujan ini.
Dikatakannya kepada media, bahwa TPA sudah ada sejak tahun 1999. Dari hasil audiensi dengan masyarakat beberapa waktu yang lalu (13/8), diperoleh kesepakatan antara masyarakat dengan pihak DLHPS tentang penataan TPA, seperti pendirian Unit Pengelola Teknis (UPT) di wilayah selatan hingga ke depan pemusnahan sampah tidak dibakar lagi.
Edi sangat berharap pengadaan alat pengolahan sampah tersebut akan dapat memberikan solusi terhadap dampak bau, lalat serta sampah yang semakin menumpuk sehingga beterbangan menutupi lahan produktif masyarakat. Pun dengan dengan upaya penghijauan/reboisasi untuk meminimalisir racun dari sampah melalui tumbuhan.
“Inilah aspirasi dari masyarakat dan FKD Desa Kalijurang, yang ingin hidup sehat seperti kebanyakan masyarakat lainnya. Ini juga merupakan masukan demi kepentingan bersama,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kebanyakan kalangan menolak jika wilayah di sekitar desanya dijadikan tempat pembuangan sampah, termasuk di Kalijurang. Namun keberadaan TPA yang telah 20 tahun beroperasi menampung kiriman sampah dari sejumlah wilayah di Brebes selatan yang tanpa proses daur ulang ini, jika diolah dengan tepat tidak menutup kemungkinan akan mensejahterakan warga setempat yang mayoritas sebagai petani dalam aspek ekonomi.
Sebaliknya jika menampung terus-menerus tanpa proses daur ulang, maka jelas akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan bagi warga yang bermukim di sekitarnya.
Melalui dialog interaktif ini diharapkan mengingatkan pihak berwenang agar segera mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat tersebut.
Untuk diketahui, talk show ini ditayangkan setiap hari Rabu pagi mulai pukul 10.00-11.00 WIB. Dapat diakses melalui telepon Radio Singosari di (0283) 671636, link youtube di https://youtu.be/7heRkU14Llk, link radio streaming di http://singosarifmbrebes.radiostream123.com/ serta http://www.topfm951.net/. (Aan)
Selaku narasumber yaitu Babinsa setempat dari Koramil 09 Tonjong, Serka Syaefudin, ia menjelaskan tentang perannya dalam memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi sehingga keberadaan TPA tidak menjadi konflik sosial di lingkungan masyarakat.
“Kami juga memotivasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya kepada FKD (Forum Kesehatan Desa), bahwa jika nantinya alat pengolahan sampah sudah ada maka akan dapat menyerap tenaga kerja setempat,” ucapnya.
Hal ini juga dibenarkan narasumber kedua yang merupakan Kepala Desa Kalijurang, Edi Riyanto (42).
Dijelaskan Edi bahwa, setiap 3 bulan sekali FKD menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk Gema Kalijurang Sehat, dimana memfasilitasi masyarakat untuk pembuatan BPJS gratis, pelayanan kesehatan secara berkala dan donor darah.
“Puncaknya setiap satu tahun sekali FKD dalam program Gema Kalijurang Sehat menyelenggarakan festival Kalijurang sehat,” beber Kades yang baru saja dilantik 15 Juli 2019 lalu.
Dikatakannya juga bahwa, TPA yang terletak di RW. 4 Dusun/Desa Kalijurang itu, berjarak kurang lebih 100 meter dari pemukiman terdekat, sehingga pengadaan alat pengolahan sampah yang diajukan kepada Pemkab melalui DLHPS Kabupaten Brebes pada anggaran tahun 2020 ini, terealisasi. Pasalnya, sangat dibutuhkan terutama menjelang musim penghujan ini.
Dikatakannya kepada media, bahwa TPA sudah ada sejak tahun 1999. Dari hasil audiensi dengan masyarakat beberapa waktu yang lalu (13/8), diperoleh kesepakatan antara masyarakat dengan pihak DLHPS tentang penataan TPA, seperti pendirian Unit Pengelola Teknis (UPT) di wilayah selatan hingga ke depan pemusnahan sampah tidak dibakar lagi.
Edi sangat berharap pengadaan alat pengolahan sampah tersebut akan dapat memberikan solusi terhadap dampak bau, lalat serta sampah yang semakin menumpuk sehingga beterbangan menutupi lahan produktif masyarakat. Pun dengan dengan upaya penghijauan/reboisasi untuk meminimalisir racun dari sampah melalui tumbuhan.
“Inilah aspirasi dari masyarakat dan FKD Desa Kalijurang, yang ingin hidup sehat seperti kebanyakan masyarakat lainnya. Ini juga merupakan masukan demi kepentingan bersama,” pungkasnya.
Seperti diketahui, kebanyakan kalangan menolak jika wilayah di sekitar desanya dijadikan tempat pembuangan sampah, termasuk di Kalijurang. Namun keberadaan TPA yang telah 20 tahun beroperasi menampung kiriman sampah dari sejumlah wilayah di Brebes selatan yang tanpa proses daur ulang ini, jika diolah dengan tepat tidak menutup kemungkinan akan mensejahterakan warga setempat yang mayoritas sebagai petani dalam aspek ekonomi.
Sebaliknya jika menampung terus-menerus tanpa proses daur ulang, maka jelas akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan bagi warga yang bermukim di sekitarnya.
Melalui dialog interaktif ini diharapkan mengingatkan pihak berwenang agar segera mengalokasikan anggaran untuk pengadaan alat tersebut.
Untuk diketahui, talk show ini ditayangkan setiap hari Rabu pagi mulai pukul 10.00-11.00 WIB. Dapat diakses melalui telepon Radio Singosari di (0283) 671636, link youtube di https://youtu.be/7heRkU14Llk, link radio streaming di http://singosarifmbrebes.radiostream123.com/ serta http://www.topfm951.net/. (Aan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar