Brebes | Wartakodimbrebes.com – Pada revolusi hijau saat ini, salah satu intensifikasi peningkatan produktivitas tanaman padi yang dilakukan petani di Indonesia adalah dengan menambah penggunaan pupuk kimia dan pestisida, namun lambat-laun menimbulkan berbagai masalah.
Pencemaran lingkungan dan eksplosifnya hama padi dapat menyebabkan petani gagal total. Demi menjaga keutuhan stok beras daerah dan nasional yang merupakan bahan makanan pokok terpenting bagi masyarakat terbesar Indonesia, anggota TNI Kodim 0713 Brebes dari Koramil 04 Tanjung, terus melakukan pendampingan kepada petani di Demonstration Plot (Demplot) pada areal persawah seluas 1 hektar milik Sujito, Desa Karangreja Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Terlihat Kopda Rustono Ali melakukan pengecekan mingguan tanaman di Demplot yang menggunakan pupuk/nutrisi cair “Wijayakusuma”. Didapati peningkatan pH tanah dari 6,1 menjadi 6,8, Jumat pagi (14/6/2019).
Terpisah, diungkapkan Danramil, Kapten Infanteri Muhtadi bahwa, jika terjadi kenaikan harga beras atau kurangnya stok beras nasional akan berdampak negatif bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia termasuk pertahanan dan keamanan. Pasalnya, makanan merupakan sumber energy termasuk bagi prajurit.
“Petani disini cenderung memilih padi jenis Ciherang karena usianya sangat pendek sehingga dapat dipanen pada umur 80-96 hari setelah ditanam,” ujarnya.
Ditambahkannya, dari hasil pengecekan padi minggu ke-5, didapatkan peningkatan anakan setelah penyemprotan dengan Nutrisi Wijayakusuma adalah dari 6 menjadi 12 anakan dan bertambahnya tinggi dari 40 menjadi 60 centimeter dari normalnya 20 centimeter.
“Ini merupakan salah satu inovasi baru bersama TNI dalam meningkatkan produksi padi. Jadi petani intinya diajak kembali ramah lingkungan, karena pupuk ini juga bisa dikombinasikan dengan pupuk kimia dan sangat baik untuk menetralkan pH tanah,” imbuhnya.
Selain percontohan kepada para petani di Brebes tersebut, para Babinsa juga melakukan upaya lainnya berupa memotivasi petani untuk mengolah lahan tidur guna meningkatkan produktivitas per satuan luas atau Luas Tambah Tanam (LTT), mengingat semakin menurunnya luas persawahan akibat konversi non-pertanian terutama bagi pemukiman. (Aan Brebes).
Pencemaran lingkungan dan eksplosifnya hama padi dapat menyebabkan petani gagal total. Demi menjaga keutuhan stok beras daerah dan nasional yang merupakan bahan makanan pokok terpenting bagi masyarakat terbesar Indonesia, anggota TNI Kodim 0713 Brebes dari Koramil 04 Tanjung, terus melakukan pendampingan kepada petani di Demonstration Plot (Demplot) pada areal persawah seluas 1 hektar milik Sujito, Desa Karangreja Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes.
Terlihat Kopda Rustono Ali melakukan pengecekan mingguan tanaman di Demplot yang menggunakan pupuk/nutrisi cair “Wijayakusuma”. Didapati peningkatan pH tanah dari 6,1 menjadi 6,8, Jumat pagi (14/6/2019).
Terpisah, diungkapkan Danramil, Kapten Infanteri Muhtadi bahwa, jika terjadi kenaikan harga beras atau kurangnya stok beras nasional akan berdampak negatif bagi kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Indonesia termasuk pertahanan dan keamanan. Pasalnya, makanan merupakan sumber energy termasuk bagi prajurit.
“Petani disini cenderung memilih padi jenis Ciherang karena usianya sangat pendek sehingga dapat dipanen pada umur 80-96 hari setelah ditanam,” ujarnya.
Ditambahkannya, dari hasil pengecekan padi minggu ke-5, didapatkan peningkatan anakan setelah penyemprotan dengan Nutrisi Wijayakusuma adalah dari 6 menjadi 12 anakan dan bertambahnya tinggi dari 40 menjadi 60 centimeter dari normalnya 20 centimeter.
“Ini merupakan salah satu inovasi baru bersama TNI dalam meningkatkan produksi padi. Jadi petani intinya diajak kembali ramah lingkungan, karena pupuk ini juga bisa dikombinasikan dengan pupuk kimia dan sangat baik untuk menetralkan pH tanah,” imbuhnya.
Selain percontohan kepada para petani di Brebes tersebut, para Babinsa juga melakukan upaya lainnya berupa memotivasi petani untuk mengolah lahan tidur guna meningkatkan produktivitas per satuan luas atau Luas Tambah Tanam (LTT), mengingat semakin menurunnya luas persawahan akibat konversi non-pertanian terutama bagi pemukiman. (Aan Brebes).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar